RSS Subscription

Subscribe via RSS reader:
Subscribe via Email Address:
 

KORBAN FACEBOOK

Posted By KABA NAGARI 4 KOTO on 20.12
Wisnu habisi 2 gadis....

Kamis, 02 May 2013 03:25
KORBAN FACEBOOK BERTAMBAH
KebEringasan Wisnu Sadewa terkuak lagi. Dua anak gadis dihabisi.    Sebelum memperkosa dan membunuh Rusyda Nabila, sang sopir angkot ini diduga kuat terlebih dulu merenggut nyawa Nefrida Yanti. Tak tertutup kemungkinan korban perkenalan lewat facebook ini akan terus bertambah.
BUKITTINGGI, HALUAN — Jajaran Polresta Bukittinggi kembali menemukan satu jena­zah korban pembunuhan akibat jejaring sosial facebook yang dilakukan oleh tersangka Wisnu Sadewa (31), Rabu (1/5).
Dengan demikian, korban pembunuhan oleh tersangka Wisnu bertambah jadi dua orang, setelah sebelumnya ditemukan jenazah Rusyda Nabila panggilan Bila (16) pada Senin (29/4) sekitar pukul 22.00 WIB.
Polresta Bukittinggi masih melakukan pengembangan da­lam kasus ini, karena tidak tertutup kemungkinan jumlah korban pembunuhan yang dila­kukan tersangka Wisnu kian bertambah, serta tidak tertutup kemungkinan juga tersangka Wisnu tidak sendiri dalam melak­sanakan aksinya.
Untuk jenazah kedua yang ditemukan Rabu kemarin, dite­mukan di semak belukar dalam kondisi telah menjadi rangka,
sekitar pukul 11.30 WIB di kawasan Lungguak Batu, Jorong Koto Gadang, Kabupaten Agam. Dugaan se­men­tara, jenazah itu adalah jasad Nefrida Yanti (23), warga Kampung Caniago Tangah, Jorong Balai Badak, Nagari Batu Kambing, Kecamatan Ampek Nagari, Kabu­paten Agam.
Secara fisik, tim forensik dan keluarga korban sulit meng­iden­tifikasi jenazah, karena telah menjadi rangka. Namun keluarga korban memastikan jika pakaian yang dikenakan korban merupakan pakaian anaknya.
Sementara secara medis, tim forensik telah melakukan tes Deoxyribonucleic Acid (DNA) kepada korban, maupun keluarga korban. Namun butuh waktu lama untuk melihat hasilnya, karena sampel DNA itu harus dikirim ke Labo­ratorium Mabes Polri di Jakarta.
Menurut orang tua korban Nelta Levina (44), anaknya Nefrida Yanti terakhir meninggalkan rumah pada hari Minggu tanggal 3 Februari 2013, sekitar pukul 07.00 WIB. Menurut Nelta, anaknya pergi naik travel menuju Aur Kuning Bukit­ting­gi, untuk bertemu dengan teman yang baru dikenalnya di facebook. Namun setelah itu keberadaan anaknya menjadi misterius dan tak pernah kembali ke rumah.
“Katanya bertemu dengan Weli, teman barunya di facebook, yang bekerja di Aur Kuning Bukittinggi. Terus terang saya tidak mengenal Weli dan tidak tahu menahu siapa Weli itu sebenarnya,” ungkap Nelta.
Jenazah Bila Dimakamkan

Setelah melakukan otopsi dari pagi hingga siang di Rumah Sakit Achmad Mochtar (RSAM) Bukit­tinggi pada Rabu (1/5), akhirnya tim forensik dari kepolisian memas­tikan bahwa jenazah yang dite­mukan pada Senin (29/4) malam merupakan jenazah Rusyda Nabila panggilan Bila (16).
Sebelumnya keluarga korban sempat meragukan jika jenazah yang ditemukan itu adalah jenazah anaknya. “Sebelumnya saya masih ragu, karena saya yakin Bila tidak me­miliki celana panjang parasut merk Eiger, seperti yang diperli­hatkan polisi kepada kami. Tapi setelah diotopsi kami baru yakin,” ujar Khairis, orangtua laki-laki korban.
Khairis bersama keluarga besar­n­ya tampak ikhlas menerima cobaan tersebut. Puluhan anggota keluarga, kerabat, warga Sungai Pua hingga teman-teman keluarga korban juga ikut memenuhi sekitar lokasi ruangan jenazah di RSAM Bukittinggi untuk menunggu proses otopsi dan persiapan membawa jenazah ke rumah duka.
Jenazah Bila baru bisa dibawa sekitar pukul 14.45 WIB dan lang­sung disalatkan di masjid tak jauh dari rumahnya, lalu dimakamkan di belakang rumahnya. Prosesi pemakaman itu sendiri dipenuhi oleh anggota keluarga dan warga sekitar.
“Penyebab kematian korban, karena adanya luka tusukan sebanyak tiga kali pada leher bagian kanan. Tusukan itu panjang sekali hingga memutuskan pembuluh darah,” jelas dokter Adang Azhar, Kabid Dokkes Polda Sumbar, sebagai ketua tim forensik yang mengotopsi jenazah korban.
Terkait pengembangan kasus ini, Wakapolresta Bukittinggi Kompol Arief Budiman mengatakan, pihak­nya akan terus mendesak tersangka untuk mengakui semua perbua­tannya, karena dari beberapa kali interograsi, tersangka ternyata tidak jujur.
“Awalnya tersangka mengaku hanya membunuh satu orang. Ketika didesak jujur, mengaku lagi dua orang dibunuh. Awalnya juga tersangka mengaku tidak memper­kosa korban, tapi setelah didesak baru mengaku memperkosa korban sebelum tewas,” tutur Arief.
Menurut Arief, pihaknya akan menyelidiki kembali apakah pene­muan mayat di sekitar Palupuah Agam sepekan lalu ada kaitannya dengan tersangka. Jika terkait, maka jumlah korban bisa jadi bertambah.
“Untuk sementara ini tersangka baru mengaku membunuh dua orang. Penemuan kedua jenazah itu me­mang atas pengakuan dan kete­rangan tersangka. Kami me­ngim­bau kepada seluruh warga yang merasa kehilangan anak akibat berkenalan dengan orang baru di jejaring sosial, silahkan lapor ke kami, atau ke kantor polisi terdekat,” harap Arief. Kasus pembunuhan itu sendiri terungkap setelah jajaran Polresta Bukittinggi yang langsung dipimpin oleh Wakapolresta Bukit­tinggi Kompol Arief Budiman mem­bekuk tersangka pembunuhan itu pada Senin (29/4) sekitar pukul 16.00 WIB. Aksi tersangka dicium polisi setelah tersangka meng­hubungi keluarga korban untuk meminta uang tebusan .
“Untuk membujuk agar bisa bertemu korban yang berjenis kelamin perempuan itu, tersangka menggunakan nama palsu di face­book dengan nama perempuan, yang didukung dengan foto perempuan. Tersangka juga selalu minta nomor HP korbannya lalu diajak kete­muan. Namun berkat kerja sama polisi dan sejumlah operator seluler, identitas dan keberadaan pelaku mudah dilacak,” jelas Arief.
Kepada penyidik kepolisian, tersangka menga­ku aksi tunggalnya itu dilakukan untuk merampas seluruh harta yang dipakai korbannya dengan cara apapun, termasuk dengan mem­bunuhnya. Tersangka juga mengaku sangat membutuhkan uang banyak untuk biaya istrinya yang sedang hamil. (h/wan)

sumber: harianhaluan.com

Posting Komentar