RSS Subscription

Subscribe via RSS reader:
Subscribe via Email Address:
 

Informasi terkait tewasnya Wisnu Sadewa

Posted By KABA NAGARI 4 KOTO on 02.53
Pembunuh Berantai via Facebook Tewas Gantung Diri
Ditulis Oleh Redaksi   
Wednesday, 31 July 2013

BUKITTINGGI, METRO-Tragis. Wisnu Sadewa alias Brekele —pelaku pembunuhan berantai via facebook memilih cara bunuh diri untuk mengakhiri hidupnya. Padahal, pembunuh dua wanita muda ini, baru empat hari merasakan dinginnya dinding tahanan Lembaga Pemasyarakatan (LP) Klas II A Bukittinggi. Namun, Selasa (30/7) pagi, pemuda asal Jorong Dalam Koto, Kenagarian Pakansinayan, Kecamatan Banuhampu ini, ditemukan tewas tergantung di sel Lapas Biaro itu.
Wisnu mengenakan baju koko berwarna hijau ketika ditemukan. Tak ada yang menyangka jika sopir hoyak jurusan Bukittinggi-Kotogadang itu, mengakhiri hidup dengan cara tragis. Pasalnya, selama ditahan di Mapolres Bukittinggi—sejak ditangkap akhir April lalu, Wisnu tak menunjukkan perilaku aneh.
Wisnu Sadewa pertama kali diketahui gantung diri, saat seorang warga binaan kasus narkoba, Mardius alias Mak Yuih (50), memanggil Wisnu, sekitar pukul 07.30 WIB. Mak Yuih yang pagi itu baru selesai lari pagi, berdiri di dekat pintu sel tahanan. Setelah dipanggil-panggil, tidak ada jawaban, Mak Yuih pun menyuruh napi lain melihat. Ternyata, Wisnu terlihat tidak bergerak serta ada seutas tali di lehernya.
“Saya tak menyangka Wisnu bunuh diri. Terakhir, saya berbincang-bincang dengan Wisnu, Senin malam, pukul 21.00 WIB. Kami malah bercanda-canda, Wisnu sama sekali tidak memerlihatkan perilaku aneh dan tidak ada mengeluh,” kata Mak Yuih.
“Anaknya terlihat lucu, seolah tidak ada beban dia tinggal di tempat ini. Namun, yang aneh, ketika saya akan meninggalkan dia, Wisnu melambaikan kedua tangannya yang ditempel pada samping kepala. Apakah itu sebagai tanda, saya juga tidak tahu pasti,” lanjutnya.
Kalapas Klas II A Bukittinggi, Suprapto mengaku, kuat dugaan Wisnu tewas gantung diri. Pasalnya, sejak pertama masuk Jumat (26/7) lalu, Wisnu sengaja di tempat di sel khusus. Wisnu hanya tinggal seorang diri. Sesuai aturan, setiap tahanan yang baru masuk, harus menjalanin karantina di kamar Mapenalin (masa pengenalan lingkungan). Begitu juga dengan Wisnu Sadewa.
“Sejak menjadi tahanan Kejaksaan Negeri Bukittinggi, Wisnu menjalani karantina di ruang Mapenalin Blok C kamar B. Wisnu tinggal sendiri dalam kamar itu dan akan menjalani hari-harinya sampai ditempatkan di kamar lain seperti warga binaan (napi) lain,” jelas Suprapto.
Tali Sepatu
Sementara, pemeriksaan penyidik Polres Bukittinggi, Wisnu bunuh diri dengan memakai tali sepatu. Polisi menemukan sepatu milik Wisnu, yang tidak ada talinya lagi. Di samping itu, ditemukan kantong plastik berisi obat dan 10 lembar kertas berisikan lirik lagu seperti grup Dewa, Hijau Daun dan lagu Minang, Boy Sandi.
Kasat Reskrim Polres Bukittinggi, AKP Franky M Monathen usai mengevakuasi mayatnya menyebut, Wisnu diduga tewas karena bunuh diri. Hal itu diperkuat dari ciri-ciri saat pertama kali korban ditemukan yakni, lidah terjulur keluar dan lainnya. Wisnu tewas tergantung dengan tali sepatu yang diikatkan ke besi ventilasi tahanan.
“Jasad Wisnu dievakuasi dan dibawa ke RSAM Bukittinggi. Menurut keterangan dr Hj Orina Hesti Delisman, dokter jaga di IGD RSAM Bukittinggi, Wisnu sudah meninggal lebih dari tiga jam sampai divisum,” jelas AKP Franky.
Dijelaskan, sejak kasus pembunuhan dilakukan Wisnu terkuak, pada Senin (29/4), ia resmi menjadi tahanan Polres Bukittinggi untuk menjalani pemeriksaan. Wisnu merupakan pembunuh berantai yang menghabisi nyawa Rusyda Nabila (16), warga Sungaipua, Kabupaten Agam, dan Nefrida Yanti (23), warga Lubukbasung, Agam.
Setelah hampir dua bulan lebih ditahan di Mapolres, kata AKP Franky, Wisnu akhirnya resmi menjadi tahanan Kejaksaan. Berkas kasusnya sudah dinyatakan lengkap oleh Kejaksaan Negeri (Kejari). Jumat (26/7) lalu, Wisnu diserahkan ke Kejari dan resmi menjadi tahanan kejaksaan, dititipkan di Lapas Klas II A Bukittinggi.
Terpisah, Kajari Bukittinggi, Maskar SH menyebut, dengan tewasnya Wisnu Sadewa, maka kasus pembunuh berantai ini akan ditutup sebagaimana diatur dalam Pasal 77 KUH Pidana.
Kecewa Wisnu Bunuh Diri
Kematian Wisnu Sadewa, ikut membuat kaget orangtua salah satu korban, yakni Nabila. Khairus, ayah kandung Nabila yang mendapat kabar Wisu tewas gantung diri, mengaku kecewa. Sebagai orangtua yang anaknya dibunuh secara sadis oleh Wisnu. Dia ingin menyaksikan pelaku menjalani sidang dan dihukum. Akan tetapi, keinginan Khairus tak tercapai.
“Saya ingin dia (pelaku) mendapat hukuman setimpal, karena perbuatannya yang sudah menghabisi putri saya. Tapi, jika dia sudah memilih cara bunuh diri, tak ada yang bisa kami berbuat lagi,” imbuh Khairus.
Wisnu dijerat Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana jo Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan jo Pasal 80 UU No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dengan ancaman hukuman mati.
Tidak Percaya
Sementara, keluarga Wisnu yang mengetahui saudaranya tewas, kemarin langsung mendatangi RSAM Bukittinggi. Melihat Wisnu sudah terbujur kaku ditutup kain putih di IGD, adik Wisnu terlihat histeris menangis.
Setelah sudah dua jam berada di IGD, jasad Wisnu Sadewa dipindahkan ke ruang jenazah. Adik Wisnu, Lisa Mayasari (27), mengaku, tidak percaya kalau kakaknya bunuh diri. Ia melihat kakaknya tidak mungkin putus asa.
“Saya masih bertemu dengan abang (Wisnu) sebelum dia dipindahkan ke Lapas. Pada pertemuan terakhir di Mapolres Bukittinggi, abang berpesan, agar saya membawakan obat luka untuk kakinya yang ditembak serta tukang urut ke LP. Abang berharap kakinya masih bisa sembuh dan bisa dipijakan lagi,” sebut Lisa.
“Kami tidak yakin abang bunuh diri, karena dia sendiri ingin sembuh. Walaupun ada pembelaan dari pihak LP, kalau abang tinggal di karantina sendiri. Tapi biarlah, kalau memang itu yang diterima abang, kami harus menerimanya,” terang Lisa.
Sementara, sekitar pukul 16.30 WIB, jasad Wisnu Sadewa akhirnya pihak keluarga ke rumah duka di Jorong Dalam Koto, Kenagarian Pakansinayan, Kecamatan Banuhampu. (wan)